http://1.bp.blogspot.com/-JAztj-i4vZA/UUQkuy5nbyI/AAAAAAAAAG0/Pwxi7oq1hck/s1032/HEADER.png

Selasa, 11 Februari 2014

Festival Jajanan Tradisional di Sleman


Jajanan tradisional bisa menjadi camilan yang mengundang selera dan bagi orang yang hidup di kota-kota besar merupakan nostalgia lidah. Jajanan seperti klepon, getuk lindri, lapis tiwul dan blendhung (dari bahan jagung) sudah mulai terpinggirkan oleh jajanan pabrikan.

Festival jajanan tradisional akan digelar di Taman Kuliner Condongcatur, Depok, Sleman, pada 15 Desember 2013 mendatang. Festival tersebut selain menyajikan banyak banyak makanan tradisional, menyelenggarakan juga lomba membuat makanan itu sendiri. Kegiatan seperti lomba fotografi dan lomba kegiatan anak juga ada.

"Rata-rata yang bisa membuat makanan tradisional itu sudah berumur tidak muda lagi. Maka diadakan festival supaya yang muda juga bisa melestarikan," kata Tri Endah Yitnani, Kepala Dinas Pasar Kabupaten Sleman, Selasa, 3 Desember 2013.

Ia menyatakan, keterampilan para orang tua membuat makanan tradisional itu tidak diragukan lagi. Sayangnya, generasi muda saat ini justru jarang yang mau belajar untuk membuat makanan yang juga bisa menggoyang selera makan dan menjadi nostalgia bagi yang sudah lama tidak menikmatinya.

Bahkan, para orang tua yang membuat makanan tradisional itu menciptakan resep pembuatan makanan itu tanpa harus belajar tata boga di sekolah. Resep makanan turun-temurun itu memang harus dilestarikan.

"Resep-resep makanan ciptaan para leluhur itu patut diacungi jempol, maka perlu ada pelestariannya," kata dia.

Makanan tradisional memang masih bisa ditemui di pasar-pasar. Terutama pasar tradisional. Namun, zaman sekarang ini makanan banyak dicampur dengan bahan-bahan instan, hanya sedikit makanan yang menggunakan bahan alami. Bahan makanan yang seharusnya alami sudah banyak yang dicampur dengan rum atau bahan lain berdasar olahan kimiawi.

"Makanan tradisional sudah mulai terpinggirkan oleh makanan modern dan pabrikan," kata Endah.

Ada 24 stan yang akan menyediakan makanan tradisional saat festival yang dimulai pukul 09.00 WIB itu. Bahkan setiap stan menyediakan makanan gratis hingga Rp 500 ribu bagi para pengunjung.

Taman Kuliner yang sudah diresmikan sejak 2007 itu berdiri di atas lahan 1,5 hektare. Sayangnya, kios-kios makanan di lokasi itu masih sepi. Hanya di waktu-waktu tertentu saja lokasi itu ramai jika ada acara. Namun, setiap Rabu dan Sabtu dipastikan ramai karena ada lomba burung berkicau.

"Kalau ada acara pasti ramai, kalau tidak ada ya nyenyet (sepi sekali)," kata Supiyani, 52 tahun, salah satu penjual makanan di Taman Kuliner.

MUH SYAIFULLAH
sumber : tempo.co/kuliner


Sameera ChathurangaPosted By Sutrisno A. Malik

Siap Melayani Pembelian Tiket Pesawat Murah dan Cepat Untuk Anda '24 JAM'.

Hubungi saya via:

- Twitter: @sutrisnoam / @sindangwangitur

- Facebook: sindangwangitour - Phone / Whatsapp: 0812 2823 9730

0 Responses So Far:

Posting Komentar